top of page

Komplikasi Sunat




Sama seperti prosedur medis lain, tindakan sunat juga dapat membawa komplikasi. Namun, tidak perlu khawatir, tindakan sunat relatif aman dengan komplikasi yang cukup rendah. Selain itu, sebagian besar komplikasi sunat dapat dicegah dan ditangani dengan mudah.


Apa yang mempengaruhi terjadinya komplikasi sunat?

Komplikasi sunat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari : - Ada tidaknya kelainan bentuk penis - Usia pasien - Penyakit penyerta seperti kelainan darah, gangguan imun, diabetes, dsb - Teknik operasi - Keahlian yang menyunat.


Saat ini American Academy of Pediatrics menyarankan sunat dilakukan pada bayi kurang dari 1 tahun. Hal ini disebabkan komplikasi yang berhubungan dengan prosedur sunat paling rendah terjadi pada bayi baru lahir, sekitar 2-6 kejadian per 1000 bayi yang disunat. Angka komplikasi ini meningkat 20 kali lipat pada anak yang disunat umur 1-9 tahun dan 10 kali lipat pada anak yang disunat setelah usia 10 tahun.


Apa saja komplikasi sunat dan cara menanganinya? Komplikasi sunat terbagi dalam komplikasi medik dan operasi. Komplikasi medis misalnya : 1. Pendarahan Pendarahan merupakan komplikasi sunat yang paling sering terjadi. Pendarahan bisa terjadi karena luka pada arteri frenular atau sisa potongan kulit. Biasanya pendarahan dapat ditangani dengan menekan daerah luka selama 10-20 menit, memasang perban, memberi salep lidokain atau menambah jahitan bila belum perlu. Namun, pendarahan bisa berakibat fatal apabila pasien memiliki riwayat kelainan pembekuan darah. 2. Infeksi Infeksi lokal pada daerah yang disunat bisa terjadi karena prosedur yang kurang steril atau perawatan luka yang kurang baik. Biasanya gejala infeksi bersifat ringan berupa radang, bengkak dan kemerahan. Infeksi ringan ini rata-rata respon dengan salep antibiotik. Namun, infeksi yang sampai menimbulkan borok, nanah, atau infeksi yang meluas (radang otak atau sepsis) bisa juga terjadi. Pada kasus ini biasanya dibutuhkan antibiotik minum dan pembersihan ulang area sunat (debridemen luka).


Sedangkan komplikasi akibat prosedur operasi misalnya : 1. Luka pada urethra (saluran kencing). Bisa terjadi karena kulit kulup kurang dibebaskan dari kepala penis (glans penis). 2. Fistula uretrokutan. Fistula uretrokutan ialah terbentuknya jalur yang tidak seharusnya antara saluran kencing dan kulit. Pada kasus ini, operasi koreksi fistula perlu dilakukan 6 bulan setelah sunat oleh dokter bedah. 3. Meatal stenosis (penyempitan saluran keluar kencing). Kondisi ini amat sering pada anak yang telah disirkumsisi. Penyempitan diduga terjadi karena iritasi meatus (lubang keluar kencing) akibat terekspos langsung dengan sekitarnya (sebelum disunat, meatus tertutup oleh kulit kulup penis). 4. Luka pada kepala penis (glans penis). Kondisi ini bisa terjadi apabila saat disunat, kepala penis tidak terlindungi secara baik sehingga ikut tersayat. 5. Kulit penis yang terpotong terlalu panjang. Biasanya bisa diatasi dengan terapi konservatif seperti pemberian salep, perban untuk mempercepat penyembuhan luka. Namun, bila yang terpotong terlalu banyak, pasien mungkin perlu dirujuk ke bedah urologi. 6. Kulit yang dipotong terlalu pendek. Efeknya pasien menjadi tidak seperti disunat atau hasil kosmetik yang kurang baik. Solusinya bisa jadi butuh dilakukan sunat ulang. 7. Timbul jaringan parut.


Bagaimana mencegah komplikasi ini? Agar pasien terhindar dari komplikasi medis, penting sekali dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh mengenai riwayat penyakit, penyakit yang mendasari, keluhan saat ini sampai pemeriksaan fisik. Bila perlu dilakukan pemeriksaan lab untuk mengecek fungsi pembekuan darah. Selain itu, edukasi amat diperlukan terutama mengenai perawatan pasca sunat.


Sedangkan komplikasi operasi dapat dicegah dengan memilih operator yang handal dan metode yang paling nyaman.


Artikel ini kerjasama dengan Doctormums (www.doctormums.com)


Referensi

1. Jenny H Yiee, MD, Laurence S Baskin, MD, FAAP. Complications of circumcision. Uptodate. 2014 Aug 14; 2. Krill AJ, Palmer LS, Palmer JS. Complications of Circumcision. ScientificWorldJournal. 2011 Dec 26;11:2458–68.

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page